SUKA, CINTA, ATAU "BUCIN"? (KAJIAN TINGKAT “KEBUCINAN" K-POPERS INDONESIA TERHADAP BIAS)

  • Eufrasia Andranetta Gracelynne Eka Pramudita SMA Negeri 1 Klaten
  • Putri Nur Rohmah SMA Negeri 1 Klaten
  • Bening Pamularsih SMA Negeri 1 Klaten
Keywords: K-Pop, K-Popers, bias, bucin, fenomena

Abstract

Fenomena K-Pop sekarang ini tengah populer di seluruh dunia. Dalam dunia K-Pop, K-Popers umumnya memiliki bias yang mereka cintai. Seiring dengan semakin populernya K-Pop, fenomena- fenomena kebucinan K-Popers terhadap bias juga semakin sering dijumpai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebucinan K-Popers Indonesia terhadap bias. Dalam penelitian, peneliti menggunakan metode angket (kuesioner) dan observasi dengan metode analisis data yaitu deskriptif kualitatif. Sampel pada penelitian adalah 114 K-Popers Indonesia yang mengisi angket. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat beberapa tingkatan kecintaan K-Popers terhadap bias, mulai dari suka, cinta, hingga “bucin”. Dari angket yang dibagikan, diperoleh data bahwa sebagian besar K-Popers yakni 74,6% mengaku “bucin” terhadap bias. Kebucinan K-Popers tersebut ditunjukkan melalui berbagai fenomena dalam kehidupan sehari-hari, dari yang umum hingga ekstrem. Fenomena umum kebucinan K-Popers contohnya kesediaan melakukan voting, streaming, mengeluarkan uang untuk mendukung bias, serta suasana hati yang mudah terpengaruh oleh bias. Sedangkan contoh fenomena kebucinan yang ekstrem adalah adanya sasaeng fans dan werther effect. Dari penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar K-Popers Indonesia telah mencapai level “bucin” terhadap bias.

Published
2021-10-27
Section
Articles